Melihat perekembangan ekonomi syariah di
Indonesia dalam satu dekade terakhir yang tumbuh pesat, lembaga super
bodi baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ingin membangun model bisnis yang
melibatkan semua lembaga syariah.
Menurut Ketua OJK, Muliaman D
Hadad sinergi yang akan dibangun akan mirip dengan syariah incorporated
di mana organisasi-organisasi ekonomi syariah di Indonesia akan bersatu.
“Dalam
struktur OJK nanti sudah kami berniat mengembangkan lembaga keuangan
syariah yang didukung pendekatan regulasi yang baik sehingga mampu
membantu akselerasi di masa mendatang. Regulator sangat berkepentingan
untuk melihat apakah ada business model yang lebih bisa
mengintegrasikan,” kata Muliaman.
Pendapat serupa juga datang dari
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo). Ketua Umum Asbisindo,
Yuslam Fauzi menilai pihak regulator perlu membuat kebijakan agar
seluruh pemangku kepentingan syariah dapat bersinergi.
“Kami pikir
mustahil bisa melaksanakannya sendiri-sendiri. Regulator harus support
dan pelaku harus kooperatif. Regulator perlu membuat kebijakan yang
menguatkan dan seluruh pemangku peran harus bersinergi menguatkan satu
sama lain,” kata Yuslam yang juga menjabat Direktur Utama Bank Syariah
Mandiri.
Sedangkan menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo
tantangan terbesar ekonomi syariah di Indonesia adalah sumber daya
manusianya (SDM). Hal tersebut tecermin dalam keterwakilan Indonesia di
dunia syariah internasional yang masih minim.
“Tantangan terbesar
adalah kualitas SDM yang relatif belum bisa bersaing di lingkup global.
Potensi SDM syariah salah satunya berasal dari pesantren. Apabila
dikelola dengan baik bisa menjadi tulang punggung ekonomi syariah di
masa depan,” tutur Agus.
Perlu diketahui, OJK adalah lembaga baru
di Indonesia yang akan menggantikan peran Bank Indonesia (BI) mengawasi
industri keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar