News Update :

07/10/12

Novel Baswedan, Aktor Utama Dibalik Tragedi di Gedung KPK #SaveKPK

Novel Baswedan dan isteri
KOMPOL Novel Baswedan mendadak menjadi pembicaraan  setelah adanya aksi penjemputan paksa yang dilakukan beberapa polisi di Gedung KPK Jumat 5 Okteber 2012 lalu. Siapa sebenarnya sosok Kompol Novel Baswedan?

Kompol Novel Baswedan yang lebih akrab dipanggil Novel merupakan putra kelahiran Semarang Jawa Tengah pada tahun 1977, dia merupakan alumni Akpol pada tahun 1996. Kiprahnya di kepolisian sudah tidak diragukan lagi, beberapa kasus berhasil dia ungkap dan jabatan terakhirnya sebelum di KPK yakni bertugas selama tujuh tahun di Mapolda Bengkulu dari tahun 1999 hingga 2005,Novel menjabat sebagai kasatserse Polda Bengkulu.  Saat bertugas, Novel merupakan salah satu perwira kepolisian yang disegani dan akrab dengan para bawahannya.

Kompol Novel Baswedan juga adik sepupu dari Rektor Universitas Paramadina Aniesbaswedan yang merupakan aktifis antikorupsi. Kiprah Kompol Novel Baswedan di KPK sangat ditakuti, ia terkenal sebagai penyidik bertangan dingin yang merupakan penyidik terbaik dari KPK dan mutiaranya KPK. Hingga dia digelari sebagai sang panglima penyidik kasus-kasus besar.

Kasus-kasus besar yang telah berhasil diselidiki oleh Kompol Novel Baswedan seperti kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Nazarudin, Novel juga berhasil mengungkap kasus korupsi yang dilakukan putri Indonesia yang merupakan politisi ulung dari Partai Demokrat Anggelina Sondakh yang terlibat dalam kasus suap penganggaran di Kemenpora dan Kemendikbud, setelah itu Novel juga berhasil mengungkap kasus dugaan suap penganggaran Al-Qur’an yang melibatkan politisi partai Golkar Zulkarnaen Zabar, Novel juga berhasil mengungkap kasus Bupati Buol Amran Bataliou dan yang terakhir yakni Kompol Novel merupakan penyidik utama dan inisiator yang bersikeras untuk mengungkap adanya dugaan kasus di Mapolri Satlantas yakni  kasus Sim Simulator yang melibatkan petinggi Polri Irjen Pol Djoko Susilo yang oleh KPK sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah diperiksa intens pada Jumat lalu (5/10).

Akibat eskalasi kasus korupsi di tubuh POLRI yang sedang ditangai KPK inilah pihak-pihak tertentu menjadi 'incaran' salah satunya sang aktor utama yakni Kompol Novel Baswedan dengan dibuka kembali 'kasus' lama yang terjadi pada tahun 2004.

'Kasus' tersebut terjadi ketika Novel Baswedan menjabat sebagai Kasatserse Polres Bengkulu, Polda Bengkulu, periode 1999-2005. Saat itu, anak buah Novel melakukan tindakan melanggar hukum, hingga orang yang dilanggar hukum itu meninggal. Kapolres Bengkulu memerintahkan Novel bertemu kelurga korban. Akibat perbuatan anak buahnya itu, Novel sudah menjalani sidang majelis kehormatan kode etik. Intinya, karena Novel mengambil alih tanggung jawab anak buahnya, Novel pun mendapat teguran keras, dan kasus tersebut selesai pada 2004.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menganggap kejadian yang menimpa Novel Baswedan, penyidik Polri yang ditempatkan di KPK adalah tindakan kriminalisasi terhadap anggota KPK.

Politisi PKS Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsy juga menyatakan hal yang sama dan sangat menyayangkan insiden “upaya penjemputan paksa” penyidik KPK Kompol Novel Baswedan, Jumat (6/10), malam oleh sejumlah aparat Polda Bengkulu dengan mengarahkan dua kompi aparat Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

Menurut Aboebakar, publik akan menganggap bahwa langkah Polri itu adalah bentuk pembalasan terhadap KPK yang memeriksa tersangka korupsi driving simulator SIM Korlantas, Irjen Djoko Susilo. “Pasti masyarakat dengan cepat akan menyimpulkan bahwa terjadi kriminalisasi terhadap penyidik KPK,” kata Aboebakar, Sabtu (7/10).

Sementara menurut seorang wartawan Jawa Pos, Ridlwan, target utama 'kasus' Novel ini tidak sekedar memburu dan membui Novel tapi lebih dari itu. Di akun twitternya @ridlwanjogja menulis:

1. Apakah Polri begitu lugunya melakukan penangkapan #novel di malam Djoksus (Djoko Susilo) diperiksa?

2. Tidak ada yg kebetulan, waktu, tempat, tim, pasti sudah diukur. #novel

3. Target utama tentu tak sekedar #novel dibui, lebih dari itu.

4. Ada upaya memecah konsentrasi penyidik Djoksus, #novel waketsatgasnya.

5. Ada efek dramatisasi, fight back bagi korps Polri yg down gara2 korupsi simulator. #novel

6. Ada delegitimasi lembaga, "liat penyidik KPK itu berkasus, pembunuhan lagi". #novel

7. Ada efek pembunuhan karakter ke keluarga baswedan. Mas @aniesbaswedan vokal sekali ke SBY- Polri. #novel

8. Berita soal aliran sebenarnya korupsi Djoksus juga tertutupi, ada rumor sampai irwasum saat itu. #novel

9. Polri pasang penyidik2 kawak macam Helmy santika, nico avinta, dkk bantu bengkulu. #novel

10. Helmy dan nico ini duet kasus antasari - rani juliani skandal. #novel

11. Ini berarti kasus (kasus novel-ed) diatensi serius tidak sekedar kebetulan polda bengkulu datang. #novel

12. Kalau mau counter KPK harus selangkah di depan. #novel

13. Kawan-kawan KPK segera rilis hasil lidiknya, apa benar nama nama seperti Nanan tersangkut. #novel

14. Supaya tak dimainkan isunya terus, antar #novel ke mabes dg ratusan pendukung ICW cs.

15. Siapkan pengacara independen macam suami jeng fesy mas @taufikbasari lalu kawal seperti bibit chandra. #novel

16. Demikian singkat #novel sore ini, fyi wakapolri adalah alumni FBI terbaik di RI

Sungguh masyarakat sangat prihatin dengan 'pertengkaran' kedua lembaga itu (Polri-KPK) yang sama-sama penegak hukum. Seharusnya mereka bersinergi untuk memberantas korupsi dimana saja sampai tuntas ke akar-akarnya. 

“KPK harus diselamatkan, polisi harus dibersihkan. Negara tanpa polisi apa jadinya, pasti kekacauan dimana-mana, Indonesia tanpa KPK pasti akan semakin terpuruk karena korupsi semakin merajalela,” ujar Aboe Bakar Al-Habsy Anggota Komisi III DPR dari PKS.


SAVE KPK - BERSIHKAN POLRI



sumber: PKSPiyungan 

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright PKS Gunungpati 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com | Redesign by Pratama Widodo.