Novel Baswedan dan isteri |
KOMPOL Novel Baswedan mendadak menjadi
pembicaraan setelah adanya aksi penjemputan paksa yang dilakukan
beberapa polisi di Gedung KPK Jumat 5 Okteber 2012 lalu. Siapa
sebenarnya sosok Kompol Novel Baswedan?
Kompol Novel Baswedan yang lebih akrab dipanggil Novel merupakan putra
kelahiran Semarang Jawa Tengah pada tahun 1977, dia merupakan alumni
Akpol pada tahun 1996. Kiprahnya di kepolisian sudah tidak diragukan
lagi, beberapa kasus berhasil dia ungkap dan jabatan terakhirnya sebelum
di KPK yakni bertugas selama tujuh tahun di Mapolda Bengkulu dari tahun
1999 hingga 2005,Novel menjabat sebagai kasatserse Polda Bengkulu.
Saat bertugas, Novel merupakan salah satu perwira kepolisian yang
disegani dan akrab dengan para bawahannya.
Kompol Novel Baswedan juga adik sepupu dari Rektor Universitas
Paramadina Aniesbaswedan yang merupakan aktifis antikorupsi. Kiprah
Kompol Novel Baswedan di KPK sangat ditakuti, ia terkenal sebagai
penyidik bertangan dingin yang merupakan penyidik terbaik dari KPK dan
mutiaranya KPK. Hingga dia digelari sebagai sang panglima penyidik
kasus-kasus besar.
Kasus-kasus besar yang telah berhasil diselidiki oleh Kompol Novel
Baswedan seperti kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Nazarudin,
Novel juga berhasil mengungkap kasus korupsi yang dilakukan putri
Indonesia yang merupakan politisi ulung dari Partai Demokrat Anggelina
Sondakh yang terlibat dalam kasus suap penganggaran di Kemenpora dan
Kemendikbud, setelah itu Novel juga berhasil mengungkap kasus dugaan
suap penganggaran Al-Qur’an yang melibatkan politisi partai Golkar
Zulkarnaen Zabar, Novel juga berhasil mengungkap kasus Bupati Buol Amran
Bataliou dan yang terakhir yakni Kompol Novel merupakan penyidik utama
dan inisiator yang bersikeras untuk mengungkap adanya dugaan kasus di
Mapolri Satlantas yakni kasus Sim Simulator yang melibatkan petinggi
Polri Irjen Pol Djoko Susilo yang oleh KPK sudah ditetapkan sebagai
tersangka dan sudah diperiksa intens pada Jumat lalu (5/10).
Akibat eskalasi kasus korupsi di tubuh POLRI yang sedang ditangai KPK
inilah pihak-pihak tertentu menjadi 'incaran' salah satunya sang aktor
utama yakni Kompol Novel Baswedan dengan dibuka kembali 'kasus'
lama yang terjadi pada tahun 2004.
'Kasus' tersebut terjadi ketika Novel Baswedan menjabat sebagai
Kasatserse Polres Bengkulu, Polda Bengkulu, periode 1999-2005. Saat itu,
anak buah Novel melakukan tindakan melanggar hukum, hingga orang yang
dilanggar hukum itu meninggal. Kapolres Bengkulu memerintahkan Novel
bertemu kelurga korban. Akibat perbuatan anak buahnya itu, Novel sudah
menjalani sidang majelis kehormatan kode etik. Intinya, karena Novel
mengambil alih tanggung jawab anak buahnya, Novel pun mendapat teguran
keras, dan kasus tersebut selesai pada 2004.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto
menganggap kejadian yang menimpa Novel Baswedan, penyidik Polri yang
ditempatkan di KPK adalah tindakan kriminalisasi terhadap anggota KPK.
Politisi PKS Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsy juga menyatakan
hal yang sama dan sangat menyayangkan insiden “upaya penjemputan paksa”
penyidik KPK Kompol Novel Baswedan, Jumat (6/10), malam oleh
sejumlah aparat Polda Bengkulu dengan mengarahkan dua kompi aparat Polda
Metro Jaya dan Mabes Polri.
Menurut Aboebakar, publik akan menganggap bahwa langkah Polri itu adalah
bentuk pembalasan terhadap KPK yang memeriksa tersangka korupsi driving
simulator SIM Korlantas, Irjen Djoko Susilo. “Pasti masyarakat dengan
cepat akan menyimpulkan bahwa terjadi kriminalisasi terhadap penyidik
KPK,” kata Aboebakar, Sabtu (7/10).
Sementara menurut seorang wartawan Jawa Pos, Ridlwan, target utama 'kasus' Novel ini tidak sekedar memburu dan membui Novel tapi lebih dari itu. Di akun twitternya @ridlwanjogja menulis:
1. Apakah Polri begitu lugunya melakukan penangkapan #novel di malam Djoksus (Djoko Susilo) diperiksa?
2. Tidak ada yg kebetulan, waktu, tempat, tim, pasti sudah diukur. #novel
3. Target utama tentu tak sekedar #novel dibui, lebih dari itu.
4. Ada upaya memecah konsentrasi penyidik Djoksus, #novel waketsatgasnya.
5. Ada efek dramatisasi, fight back bagi korps Polri yg down gara2 korupsi simulator. #novel
6. Ada delegitimasi lembaga, "liat penyidik KPK itu berkasus, pembunuhan lagi". #novel
7. Ada efek pembunuhan karakter ke keluarga baswedan. Mas @aniesbaswedan vokal sekali ke SBY- Polri. #novel
8. Berita soal aliran sebenarnya korupsi Djoksus juga tertutupi, ada rumor sampai irwasum saat itu. #novel
9. Polri pasang penyidik2 kawak macam Helmy santika, nico avinta, dkk bantu bengkulu. #novel
10. Helmy dan nico ini duet kasus antasari - rani juliani skandal. #novel
11. Ini berarti kasus (kasus novel-ed) diatensi serius tidak sekedar kebetulan polda bengkulu datang. #novel
12. Kalau mau counter KPK harus selangkah di depan. #novel
13. Kawan-kawan KPK segera rilis hasil lidiknya, apa benar nama nama seperti Nanan tersangkut. #novel
14. Supaya tak dimainkan isunya terus, antar #novel ke mabes dg ratusan pendukung ICW cs.
15. Siapkan pengacara independen macam suami jeng fesy mas @taufikbasari lalu kawal seperti bibit chandra. #novel
16. Demikian singkat #novel sore ini, fyi wakapolri adalah alumni FBI terbaik di RI
Sungguh masyarakat sangat prihatin dengan 'pertengkaran' kedua lembaga
itu (Polri-KPK) yang sama-sama penegak hukum. Seharusnya mereka
bersinergi untuk memberantas korupsi dimana saja sampai tuntas ke
akar-akarnya.
“KPK harus diselamatkan, polisi harus dibersihkan. Negara tanpa polisi
apa jadinya, pasti kekacauan dimana-mana, Indonesia tanpa KPK pasti akan
semakin terpuruk karena
korupsi semakin merajalela,” ujar Aboe Bakar Al-Habsy Anggota Komisi III
DPR dari PKS.
SAVE KPK - BERSIHKAN POLRI
sumber: PKSPiyungan
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar