Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah
begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak
mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan
segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai
manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban
pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Shalawat
dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus
berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari
kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di
seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang
datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah
haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,
di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka,
di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu
puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini
dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang
dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah
haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi
Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad
saw, Nabi Ibrahim as harus kita pahami untuk selanjutnya kita teladani
dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada kesempatan
khutbah yang singkat ini, kita bahas Empat Harapan Nabi Ibrahim yang
termuat dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua yang harus
diperjuangkan. Pertama, Harapan Atas Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari kemusyrikan, Menurut Sayyid Quthb dalam
tafsirnya: “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari
nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai
kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid
kepada Allah swt.” Karena itu, iman atau tauhid merupakan nikmat
terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman
merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman
menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Di
samping itu, Nabi Ibrahim as juga ingin memperoleh ilmu dan hikmah,
sesuatu yang amat penting agar kehidupan bisa dijalani dengan mudah dan
bermakna. Beliau juga meminta agar termasuk ke dalam kelompok
orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi
shalih. Selain itu meminta menjadi buah tutur kata yang baik bagi
generasi kemudian sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani.
Puncaknya adalah meminta dimasukkan ke dalam surga hingga tidak terhina
dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini tercermin dalam doa beliau:
رَبِّ
هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ. وَاجْعَلْ لى لِسانَ
صِدْقٍ فى الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ.
وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ
يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan
masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah
aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh
kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah
termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan
aku pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83– 87).
Dari
doa Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi shalih
sehingga orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar dimasukkan
ke dalam kelompok orang yang shalih. Manakala keshalihan sudah
dimiliki, cerita orang tentang diri kita bila kita tidak ada adalah
kebaikan. Karena itu, harus kita koreksi diri kita, seandainya kita
diwafatkan besok oleh Allah swt, kira-kira apa yang orang ceritakan
tentang kita.
Hal penting lainnya dari harapan Nabi Ibrahim as
adalah agar amal-amalnya diterima oleh Allah swt, termasuk orang yang
tunduk dan taubatnya diterima oleh Allah swt, hal ini terdapat dalam
doanya:
رَبَّنا
تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. رَبَّنا
وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً مُسْلِمَةً
لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ
الرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat
ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 127 – 129).
Syaikh Ali Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
menjelaskan bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut
rabbi (ya Tuhanku) agar dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri
kepada Allah.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt.
Harapan Kedua
adalah Harapan Atas Keluarga, mulai dari orang tua yang beriman dan
taat kepada Allah swt, karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya
sebagaimana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
“Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS
An’am [6]:74)
Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau
juga ingin agar anak-anaknya menjadi anak shalih, taat kepada Allah swt
dan orang tuanya dengan karakter akhlak yang mulia, ini merupakan
sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ
هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ
أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا
تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka
Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia
menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)
Di
dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan keshalihan diharapkan membuat
sang anak selalu mendirikan shalat, hati orang pun suka kepadanya dan
pandai bersyukur atas kenikmatan yang diperoleh, hal ini disebutkan
dalam doa Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ
بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ
أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ
الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. (QS Ibrahim [14]:37)
Hal yang amat penting mengapa
Nabi Ibrahim as amat mendambakan memiliki anak bukan semata-mata agar
punya anak, tapi bagaimana anak yang shalih itu mau dan mampu
melanjutkan estafet perjuangan menegakkan agama Allah swt.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga
yang merupakan harapan Nabi Ibrahim adalah terhadap Masyarakat agar
beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak hanya pada masanya, tapi
juga generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda Nabi Ibrahim
telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusyrikan dalam
kehidupan masyarakat, Allah swt berfirman:
وَتَاللَّهِ
لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ.
فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ
يَرْجِعُونَ. قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ
الظَّالِمِينَ. قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ
إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu
daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka
Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali
yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali
(untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan
perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya
[21]:57-60)
Karena itu, dalam doanya Nabi Ibrahim
meminta agar Allah swt mengutus lagi Nabi yang menyampaikan dan
mengajarkan ayat-ayat Allah swt, hal ini disebutkan dalam firman-Nya:
رَبَّنا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ
وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
العَزِيزُ الحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka
seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka
ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan
Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Baqarah [2]:129)
Dalam
konteks sekarang, masyarakat amat membutuhkan dakwah yang mencerahkan
dan memotivasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah.
Harapan Keempat
dari Nabi Ibrahim as adalah atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar
negara berada dalam keadaan aman dan memperoleh rizki yang cukup dari
Allah swt, bahkan Allah swt memberikan kepada semua penduduk meskipun
mereka tidak beriman, beliau berdoa:
رَبِّ
اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ
ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ
فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang
aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah
berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran
menyatakan: “Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia,
memiliki daya tekan yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada
semangat hidup pada dirinya.”
Apa yang diharapkan oleh Nabi
Ibrahim as ini bila kita ukur dalam konteks negara kita ternyata masih
jauh dari harapan, hal ini karena keamanan menjadi sesuatu yang sangat
mahal, sementara kesulitan mendapatkan rizki atau makan masih begitu
banyak terjadi. Namun kesulitan demi kesulitan masyarakat pada suatu
negara dan bangsa ternyata bukan karena Allah tidak menyediakan atau
tidak memberikan rizki, tapi karena ketidakadilan dan korupsi yang
merajalela. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk istiqamah atau
mempertahankan nilai-nilai kebenaran. Meskipun banyak orang yang
korupsi, kita tetap tidak akan terlibat, karena jalur hidup kita adalah
jalur yang halal.
Setiap orang bertanggung jawab untuk mewujudkan
kehidupan negara dan bangsa yang baik, namun para pemimpin dan pejabat
harus lebih bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita amat menyayangkan
bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu
mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan
masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali
jabatan kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ
أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ
تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ:
يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا
وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu Dzar RA
berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku
jabatan? Maka Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau
bersabda: Hai Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan
adalah amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan
pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar dan
melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya (HR. Muslim)
Akhirnya,
memiliki harapan yang baik tidak cukup pencapaiannya hanya dengan doa,
karenanya setiap kita harus berjuang bersama agar kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa berada dalam ridha Allah swt. Akhirnya
marilah kita berdoa:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ
لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا
الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya
Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng
bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat
hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami.
Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari
segala kejahatan
.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ
الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى
مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ
الدُّنْيَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada
kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan
maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami
ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan
bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami
masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau
jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau
jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup
maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar,
Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya
Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang
diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami
kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar